WOOD PELLET SUMBER ENERGI TERBARUKAN DARI LIMBAH KAYU
Ditulis Oleh Administrator | |
Rabu, 03 Maret 2010 | |
Satu lagi sumber energi alternatif dikembangkan dari hasil hutan, yaitu Wood pellet (Wood Biomass Energy). Bahan bakunya berasal dari limbah industri penggergajian, limbah tebangan dan limbah industri kayu lainnya. Hasil olahan ini dikemas dalam bentuk pellet yang berdiameter 6 – 10 mm dan panjang 10 – 30 mm. Kepadatan rata-rata 650 kg/m3 atau 1,5 m3/ton. Kadar abunya rendah 0,5%. Tinggi kandungan energinya 4,7kWh/kg atau 19.6GJ./od Mg. Mempunyai rasio energi yang tinggi antara output dan inputnya yaitu 19:1 ~ 210:1. Wood pellet cocok digunakan sebagai bahan bakar kebutuhan rumah tangga, pertanian, dan industri besar, bahkan juga bisa untuk industri pembangkit tenaga. Dengan kandungan panasnya mencapai 4.880 kilo kalori produk ini mampu menggantikan batu bara. Dengan kemampuannya mengeluarkan panas yang setara dengan batu bara, `wood pellet’ akan diterima pasar karena dunia kini sedang menuju mekanisme pembangunan bersih untuk membantu mengurangi efek gas rumah kaca. Satu lagi sumber energi alternatif dikembangkan dari hasil hutan, yaitu Wood pellet (Wood Biomass Energy). Bahan bakunya berasal dari limbah industri penggergajian, limbah tebangan dan limbah industri kayu lainnya. Hasil olahan ini dikemas dalam bentuk pellet yang berdiameter 6 – 10 mm dan panjang 10 – 30 mm. Kepadatan rata-rata 650 kg/m3 atau 1,5 m3/ton. Kadar abunya rendah 0,5%. Tinggi kandungan energinya 4,7kWh/kg atau 19.6GJ./od Mg. Mempunyai rasio energi yang tinggi antara output dan inputnya yaitu 19:1 ~ 210:1. Wood pellet cocok digunakan sebagai bahan bakar kebutuhan rumah tangga, pertanian, dan industri besar, bahkan juga bisa untuk industri pembangkit tenaga. Dengan kandungan panasnya mencapai 4.880 kilo kalori produk ini mampu menggantikan batu bara. Dengan kemampuannya mengeluarkan panas yang setara dengan batu bara, `wood pellet’ akan diterima pasar karena dunia kini sedang menuju mekanisme pembangunan bersih untuk membantu mengurangi efek gas rumah kaca. Kementerian Kehutanan dan Korea Forest Service telah menandatangani kerjasama pengembangan industri biomassa ini pada tanggal 6 Maret 2009. Salah satu industri yang telah menghasilkan wood pellet adalah PT. Solar Park bekerjasama dengan Perum Perhutani mengolah limbah kayu Sengon dan Kaliandra di Wonosobo. Sampai tahun 2007. Investasi yang ditanamkan untuk pembangunan wood pellet sebesar enam juta dollar AS dengan kapasitas produksi 10 ton per jam. Minat investor Korea Selatan untuk menanamkan modalnya di industri ini karena kebijakan Presiden Korea Selatan, Lee Myung Bak, yang akan mengimplementasikan "Green Growth" Korea terkait dengan agenda dunia mengatasi perubahan iklim (Climate Change. Melalui “Green Growth” itu, Korsel berharap dapat mengganti lima persen dari penggunaan batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik dengan biomass dari `wood pellet' ini. Kalau kebutuhan batubara Korsel delapan juta ton per tahun, maka ada pasar potensial untuk produk biomass ini sekitar 400.000 ton per tahun. Investasi wood pellet merupakan hal yang baru di Indonesia. Menurut Dirjen Bina Produksi Kehutanan Departemen Kehutanan Hadi Daryanto, investor baru yang tertarik |
Comments